Kali ini saya akan memuat surat yang saya tulis kepada Gubernur DKI Jaya mengenai terobosan menanggulangi kemacatan lalu lintas di Jakarta, silahkan nmembaca.
Kepada Yth. Gubernur DKI
Bapak Basuki Cahaya Purnama
di Jakarta
Mengamati penanggulangan kemacetan transportasi di Jakarta
waktu ini saya melihat perlu dilakukan melalui dimensi lain yang belum pernah
disentuh yaitu dimensi waktu.
Negara-negara Skandinavia, misalnya Swedia, mengalami
hari-hari tanpa matahari dimusim dingin selama 57 hari tetapi kehidupan tetap
berjalan lancar-lancar saja. Dalam kondisi teknologi waktu ini kegiatan hari -
hari tidak perlu lagi bergantung pada waktu matahari bersinar. Masalahnya hanya
membiasakan saja. Mengingat Indonesia adalah Negara tropis mungkin justru
kegiatan malam hari lebih nyaman dilakukan ketimbang siang hari. Juga untuk
daerah-daerah lain kecuali Jakarta.
Demikian juga kalau kehidupan di Jakarta dibagi dua
perioda,misalnya perioda pertama dari jam 00.60 - 18.00 dan perioda kedua jam
18.00 - 06.00 hari berikutnya maka otomatis transportasi dijalan akan berkurang
banyak. Berarti memberikan waktu yang lebih panjang untuk memikirkan kebutuhan
penambahan infrastruktur.
Di awali dengan DKI dan semua kantor Pemerintah diwajibkan
membagi kegiatannya menjadi dua perioda.Tentu memerlukan perencanaan dan
persiapan pelaksanaan yang lengkap. Termasuk sosialisasi kepada masyarakat.
Demikian
gagasan sederhana mengenai terobosan kemacetan transportasi di Jakarta, semoga
rencana Gubernur DKI untuk mengatasi kemacetan transportasi dapat teratasi
secepatnya.
Hormat saya,
Adhi Widjaja/Dosen
natahartakaadhi@yahoo.com
1 comment:
kalau menurut saya, hal tersebut memungkinkan.
dengan catatan setiap daerah itu "mandiri". tidak tergantung pada pusat,
karena jika masih tergantung. Ketika ada kepentingan , sementara daerah pusat sedang
dalam jam "tidur". daerah cabang itu akan kesulitan.
mohon maaf apabila tidak berkenan
Post a Comment